Rabu, 21 Januari 2015

Tim Peneliti Situs Gunung Padang Temukan Struktur Dinding Bangunan di Bawah Permukaan


Tim peneliti situs Gunung Padang menyatakan bahwa mereka baru saja menemukan struktur dinding bangunan di bawah permukaan teras 5, area tertinggi dari situs itu.
Menurut sekretaris tim riset, Erik Rizki, struktur dinding itu menerus pada lubang galian hingga kedalaman 3,3 meter.
Struktur dinding dinyatakan tersusun atas batuan andesit. Bantuan direkatkan oleh semacam semen purba.
Dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (26/9/2014), Erika mengklaim bahwa struktur itu menjadi bukti adanya ruangan di bawah teras lima.
Struktur itu diduga buatan manusia, sebagaimana sejumlah artefak yang dinyatakan ditemukan pada kedalaman 1-2 meter di teras tersebut.
Ekskavasi Gunung padang berlangsung sejak 14 September 2014 lalu. Sejumlah artefak ditemukan, mulai koin hingga batuan serupa dolmen.
Temuan menuai sejumlah kontroversi. Soal koin misalnya. Sejumlah arkeolog meragukan koin yang ditemukan memang berasal dari masa 5.200 SM seperti yang diklaim tim riset.
Erik mengatakan, ekskavasi masih akan dilanjutkan hingga mencapai dasar dari struktur dinding yang ditemukan hari ini.
Ekskavasi Gunung Padang menggunakan dana abadi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dana yang dialokasikan untuk tahap ini adalah Rp 3 miliar.
Sumber : Tribunnews

Situs Gunung Padang Punden Berundak Buatan Manusia


Sama seperti prediksi para arkeolog sebelumnya, Tim Nasional Peneliti Gunung Padang menyimpulkan adanya struktur punden berundak buatan manusia yang disusun menggunakan batuan alami di Situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Campaka, Cianjur, Jawa Barat.
Anggota Tim Nasional Peneliti Gunung Padang, Wisnu Ariastika, di Cianjur, Selasa (30/9/2014), mengatakan, dalam penelitian selama 23 hari, tim memverifikasi data bahwa Gunung Padang tak hanya susunan batu-batu berserakan, tetapi juga sebuah struktur bangunan punden berundak berbentuk terasiring.
”Beberapa arkeolog yakin Gunung Padang hanya berupa punden berundak, tetapi struktur dalamnya mereka belum bisa memastikan. Kami selama 23 hari membuktikan bahwa ada struktur. Kepastian ini kami simpulkan atas penggalian dan pengeboran di teras dua dan lima serta penggalian di bagian lereng bukit sebelah barat dan timur,” ujar Wisnu.
Untuk mendeteksi struktur bagian dalam punden berundak Gunung Padang, Tim memindai bagian bawah tanah dengan gelombang listrik. Selanjutnya, mereka menggali dan mengebor tanah untuk memverifikasi keberadaan struktur tersebut.
Terkait anggapan sebelumnya bahwa di dalam Gunung Padang terdapat semacam bangunan piramida, Wisnu membantah hal tersebut. Tentang hipotesis adanya ruangan di dalam punden berundak-undak Gunung Padang hingga sekarang belum ditemukan oleh tim. Tim masih menganalisis hasil pengeboran di sejumlah titik.
Begitu juga tentang temuan koin logam yang awalnya disebut berasal dari masa  5.200 sebelum Masehi hingga sekitar 500 Masehi ternyata tim belum berani menyimpulkan umur koin tersebut.
Arkeolog Pusat Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, memprediksi Gunung Padang sama seperti situs-situs megalitik lain yang dibangun abad VI-VIII. Arkeolog Universitas Indonesia, Mundardjito, mengatakan, setiap penelitian semestinya berwawasan pelestarian cagar budaya.
Sumber : Tribunnews

Profesor Unpad: Situs Gunung Padang Akibat Letusan Gunung Purba


Misteri situs purbakala Gunung Padang hingga saat ini belum terkuak jelas. Namun, Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Prof. Dr. Adjat Sudrajat, memaparkan, Gunung Padang terbentuk dari letusan gunung api purba Karyamukti lebih dari 10.000 tahun lalu.
"Gunung Padang tidak terlepas sebagai rangkaian gunung api-gunung api aktif di Indonesia. Karena sudah istirahat lebih dari 10.000 tahun maka gunung ini tidak akan menimbulkan bahaya," kata Adjat dalam Seminar Nasional 'Situs Gunung Padang dan Permasalahannya' di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (7/10/2014).
Adjat membantah hasil riset yang dilakukan oleh TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) Gunung Padang yang menyebutkan batuan di Gunung Padang sengaja dibawa dari luar lokasi dan disusun menjadi piramida yang saat ini masih ditelusuri kebenarannya.
Menurut dia, batuan berjenis basalt dan andesit itu asli dari Gunung Padang yang terbentuk dari hasil letusan gunung api purba.
"Batuan yang dihasilkan bisa batuan lepas atau padat. Di negara kita letusan akan menghasilkan batuan andesit dan tidak akan membentuk lava cair seperti produk gunung api di Hawai karena gunung api kita berada di jalur andesit," tuturnya.
Dari hasil penelitian, batu-batu balok dan tiang yang terususun di Gunung Padang sebenarnya adalah murni dari alam yang sebagian kecilnya dibentuk oleh masyarakat purbakala setempat yang menghuni lokasi tersebut. Mereka membuat tempat pemujaan berupa punden berundak.
Dalam ilmu geologi, fenomena bentukan batuan tersebut dikenal dengan nama Columnar Jointing. bentuk batu tersebut bukan kubus balok melainkan heksagonal.
Sumber : Tribunnews